Misteri Pancuran Emas Balai Raja

Desa Balai Raja terletak di wilayah Kecamatan Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat. Desa ini memiliki panorama khas alam pedesaan yang masih asri, sebab banyak areal pesawahan yang terbentang luas. Wilayahnya juga masih banyak ditumbuhi aneka jenis pepohonan, khususnya pohon Jati. Bahkan sekilas desa ini mirip hutan belantara, karena penduduknya masih sangat jarang. Namun yang paling menarik, desa ini pun penuh dengan misteri yang belum terungkap hingga sekarang.

Mohammad Zaenuddin, 35 tahun, menuturkan bahwa beberapa waktu yang lalu, persisnya pada bulan Agustus 2006, terjadi peristiwa yang cukup menghebohkan masyarakat setempat. Pada waktu itu bertepatan dengan malam Jum’at Kliwon. Dari atas langit tiba-tiba meluncur seberkas sinar yang sangat terang . Sinar itu berputar-putar dan kemudian jatuh di salah satu sudut desa tersebut.

“Waktu itu banyak warga yang menyaksikan turunnya cahaya tersebut. Ada orang yang menyebutnya sebagai UFO atau makhluk luar angkasa yang mendarat. Anehnya, ketika pagi harinya kami mendatangi titik lokasi jatuhnya sinar itu, ternyata tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan,” papar Zaenuddin.

Beberapa tokoh masyarakat setempat uang faham dengan masalah gaib kemudian memperkrakan sinar itu tak lain adalah sesuatu yang dalam terminologi kaum kebatinan disebut sebagai Pancuran Emas. Konon, benda ini bisa diwujudkan ke dalam dimensi nyata melewati sebuah prosesi ritual khusus.

Berita tentang keberadaan pancuran emas inipun dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut. Berita ini sampai pula ke desa lainnya, bahkan sampai ke luar wilayah Indramayu. Hal ini membuat orang-orang yang memiliki kemampuan lebih, atau tepatnya ahli supranatural, berdatangan untuk mengetahui peristiwa gaib tersebut. Sekaligus, mereka juga ingin memburu apa yang disebut sebagai Pancuran Emas itu.

Memang, atas peristiwa turunnya sinar di malam Jum’at Kliwon itu, para pakar dunia kegaiban kemudian banyan yang mengatakan bahwa di desa itu tersimpan harta karun, yang salah satunya adalah berbentuk Pancuran Emas. Tak tanggung-tanggung, beratnya kurang bisa mencapai 1 kwintal. Hanya sayangnya, mereka yang datang dan mencoba melakukan negosiasi dengan penghuni gaib di desa ini, masih belum ada yang berhasil mengangkat harta karun tersebut.

Masih menurut cerita Zaenuddin, selang dua minggu setelah peristiwa yang menghebohkan itu, dia kedatangan tamu dari daerah Bekasi. Tepatnya sang tamu mengaku berasal dari Desa Babelan, Kec. Babelan, Bekasi, Jawa Barat. Namanya adalah Agung Suherman. Nah, orang ini mengaku datang ke Indramayu karena mendapat pesan gaib untuk mengungkap sekitar peristiwa munculnya Pancuran Emas di Desa Balairaja.

Yang menarik, orang yang akrab disapa Pak Agung ini mengaku sebagai salah seorang cucu dari Ibu Sarinah, sebuah nama yang kemudian sangat terkenal karena dilekatkan menjadi nama salah satu pusat perbelanjaan ternama di Jakarta. Ibu Sarinah sendiri adalah tukang masak istana pada zamannya Presiden Soekarno masih hidup. Dia adalah orang kepercayaan dan tempat curhatnya presiden pertama republik ini.

Menurut pengakuannya, sampai sekarang pun Pak Agung ini masih mempunyai nenek dari alam gaib yang berdiam di daerah Cibaliung, Banten. Kabarnya, nenek inilah yang mempunyai pusaka berupa selendang gaib yang sangat hebat, karena siapa saja yang memakainya maka orang tersebut tidak akan terlihat oleh sesamanya (bangsa manusia) alias bisa menghilang. Di samping pusaka berupa selendang tersebut, si nenek gaib pun mempunyai pusaka berupa Kantong Macan (KM).

Pusaka KM ini pernah dipakai oleh pak Agung untuk menyedot uang hasil korupsi yang tersimpan di brankas sejumlah koruptor kakap baik dari kalangan pengusaha, birokrat, maupun TNI. Menurut Pak Agung, uang hasil korupsi boleh disedot karena telah membuat rakyat menjadi sengsara, dan hendaklah uang hasil sedotan itu dibagikan lagi kepada masyarakat.

Di samping itu, Pak Agung juga mempunyai berbagai pusaka, di antaranya Batu Mirah Delima yang dia simpan di lidah patung ular naga, di cupu emas, dan ditelan satu ke dalam tubuhnya. Yang menarik adalah Batu Mirah Delima yang disimpan di dalam tubuhnya. Jika batu langka yang banyak diburu orang itu akan dikeluarkan, maka mulut Pak Agung tampak seperti menyala.

Menurut penuturan Zaenuddin lagi, akhirnya dia dan Pak Agung berangkat menuju titik yang diperkirakan sebagai tempat jatuhnya sinar Pancuran Emas itu. Setelah sampai di titik tersebut, Pak Agung lantas mengadakan komunikasi dengan penunggu gaibnya. Dari hasil dialog tersebut didapat informasi bahwa dahulu kala Indramayu adalah sebuah kerajaan kecil, yang salah satu rajanya waktu itu dipegang oleh seorang yang bernama Indrajaya.

Konon di zaman dahulu kala, di salah satu tempat yang masih termasuk wilayah kerajaan Indarajaya itu, memang ada kegiatan usaha berupa pendulangan emas yang dilakukan secara tradisional, yaitu dengan cara mengayak pasir yang bercampur emas. Karena emas dan pasir yang keluar dari ayakan mirip sebuah pancuran, maka penduduk setempat kemudian waktu itu menamakannya Pancuran Emas.

Adapun sinar yang terang itu sesungguhnya adalah bersala dari pusaka besi kuning, milik sang raja Indramayu. Dikisahkan, suatu waktu itu raja Indramayu ini berkunjung di desa itu (Balairaja) untuk melihat para pekerja tambang emas. Karena yang datang seorang raja, maka dibuatlah balai atau tempat duduk/rumah kecil untuk sang raja sambil melihat-lihat para pekerja. Itulah makanya desa itu kemudian dinamai Balai Raja.

Mengenai emas seberat 1 kwintal, yang dimaksud sebenarnya adalah bahwa tanah di tempat ini mengandung emas, seperti di daerah Cikotok. Jika ada pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan mengetahui lokasi tersebut, maka bisa jadi tanah itu akan dibeli dengan harga tinggi, yang tentunya akan mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi pengusaha tersebut.

Itulah penjelasan gaib seperti yang dituturkan oleh Pak Agung yang telah berhasil melakukan dialog gaib dengan sosok dimensi astral yang bernama Indrajaya. Kendati demikian, Pak Agung pun tidak menampik bahwa di desa ini pun memang terpendam emas batangan dan senjata kuno seperti keris dan tombak. Bahkan menurutnya, mahkota kerajaan yang sebagian besar bertatahkan mutiara, intan dan emas, pun masih tersimpan di perut bumi Desa Balai Raja.

Di samping itu, juga ada pusaka berupa besi kuning yang dapat menghantarkan si pemiliknya menjadi orang nomor satu di daerahnya, seperti menjadi gubernur atau bupati. Hal tersebut terjadi karena kuatnya aura, yang ada di dalam pusaka tersebut.

Dengan rendah hati Oak Agung menyanggupi untuk menarik mahkota dan pusaka itu, asal ada yang berhak atau ahli waris yang merupakan asli putera daerah, yang siap untuk menerimanya. Nah, mungkin saja ada yang berminat ?

Misteri yang merasa sangat tertarik dengan cerita Zaenuddin, pada hari Sabtu 31 Maret 2007 yang lalu, dengan diantar olehnya, meninjau lokasi yang diperkirakan sebagai bekas penambangan emas kuno di Desa Balai Raja ini. Ternyata lokasi ini cukup menyeramkan! Apalagi di sana-sini tumbuh aneka macam jenis pepohonan yang tampak tidak terurus lagi, seperti pohon Mangga, Nangka, Pisang dan Jati, di samping juga sebuah terdapat aliran sungai besar.

Zaenuddin mengaku bahwa bulu tengkuknya berdiri, saat memasuki lokasi yang disebut-sebut bekas penambangan emas ini. Misteri sendiri pun merasakan hawa dingin beraroma mistis menyergap, ketika mengambil beberapa gambar di lokasi tersebut. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami pun segera berlalu dari tempat yang sangat menyeramkan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar